Nama : Fittia Nurisma (11181145)
Kelas : 11.5B.01
Program Studi : Sistem Informasi Akuntansi
1. Berikan contoh etiket atau pelanggaran berinteraksi yang anda ketahui dalam :
- Berkirim surat melalui e-mail
- Berbicara melalui chatting
Contoh pelanggaran berinternet dalam berkirim surat melalui e-mail :
1. Email Spam
Spamming adalah pengiriman email secara berulang-ulang dengan topik berbeda atau sama. Orang yang menerima spam ini akan jengkel, karena bisanya isinya menawarkan informasi, produk atau jasa yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
2. Email bomb
Adalah suatu cara untuk
membuat server menjadi down. Email bomb ini dilakukan dengan cara mengirimkan
suatu email secara serempak dan dalam jumlah dan isi yang sama.
Email bomb ini menggunakan kode-kode program yang menggunakan statement
looping/perulangan sehingga email yang seharusnya dikirim sekali, menjadi
dikirim berkali-kali sehingga mengakibatkan downnya server tersebut.
3. Email Porno
Menyebarkan materi dan bahasa yang bersifat pornografi dan tidak etis. Merupakan suatu pelanggaran terhadap etika dalam berinternet serta sudah melanggar norma agama.
4. Penyebaran Virus Melalui Attach File
Sudah mulai berkurang karena adanya fasilitas scanning virus melalui attach file. Tapi ini bisa saja terjadi karena tidak semua antivirus bisa mendeteksi jutaan virus yang sudah beredar ini. Hal ini tentu saja melanggar etika karena telah menyebarkan virus melalui media email.
5. Membuat Sebuah Informasi yang Bersifat Provokatif
Misalnya kepada sekelompok orang dikarenakan kepentingan tertentu oleh provokator
6. Menyiarkan Ulang Tulisan Tanpa Mendapat Ijin
Menyiarkan ulang tulisan
atau media apapun yang belum mendapat izin dari orang atau lembaga yang
memiliki hak penerbitan yang sah.
Contoh pelanggaran berinternet dalam berbicara melalui chatting :
1. Menyiarkan Ulang Tulisan Tanpa Mendapat Ijin
Menyiarkan ulang tulisan atau media apapun yang belum mendapat izin dari orang atau lembaga yang memiliki hak penerbitan yang sah.
2. Penulisan Kalimat Menggunakan Huruf Kapital.
Karena penggunaan karakter huruf bisa dianalogikan dengan suasana hati sipenulis. Huruf kapital mencerminkan penulis yang sedang emosi, marah atau berteriak. Namun ada kalanya huruf kapital dapat digunakan untuk memberi penegasan maksud. Tetapi yang harus dicatat, penggunaan penegasan maksud ini secukupnya saja, satu-dua kata dan jangan sampai seluruh kalimat/paragraf.
3. Merusak Nama Baik
Seperti halnya menggunakan kata-kata yang tidak senonoh (tidak sopan) serta mengancam, melecehkan atau menghina orang lain.
4. Menyarankan Tindakan Melanggar Hukum
Seperti berdiskusi yang mengarahkan pada tindakan melanggar hukum. Misalnya korupsi, untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.
5. Menyebarkan Hal-hal yang Berbau Kekerasan
Seperti memberikan
informasi yang bersifat kekerasan yang takutnya malah menjadi contoh bagi orang
lain untuk melakukanya juga.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “proses professional” dalam mengukur sebuah professionalisme
Proses professional adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Misalnya seorang guru, mereka dituntut memvalidasi
ilmunya, baik melalui belajar sendiri maupun melalui program pembinaan dan
pengembangan yang dilembagakan oleh pemerintah atau masyarakat. Pembinaan merupakan
upaya peningkatan professionalisme guru yang dapat dilakukan melalui kegiatan
seminar, pelatihan dan Pendidikan. Pembinaan guru dilakukan dalam kerangka pembinaan
profesi dan karir. Pembinaan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogic,
kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Pembinaan
karir sebagaimana dimaksud meliputi penugasan, kenaikan pangkat dan promosi.
Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih
dahulu standart professional. Secara teoritis menurut Gilley dan Eggland (1989),
standart professional dapat diketahui dengan 4 perspektif pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan berorientasi filosofis
b. Pendekatan perkembangan bertahap
c. Pendekatan berorientasi
karakteristik
d. Pendekatan berorientasi
non-tradisional