Rangkuman Pertemuan 3
Era Revolusi Industri 4.0 (Transformasi Digital)
Revolusi
industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal
terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat
sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri
yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar
dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada
jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.
Revolusi Industri 1.0
Revolusi
industri pertama adalah yang paling sering dibicarakan, yaitu proses yang
dimulai dengan ditemukannya lalu digunakannya mesin uap oleh
James Watt pada tahun 1764
dalam
proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya
mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga
angin untuk menggerakkan apapun. Hasilnya, barang-barang dapat diproduksi dalam waktu yang relatif
singkat sehingga jumlahnya melimpah dengan harga murah. Revolusi Industri I
membawa peralihan dari perekonomian berbasis pertanian menjadi perekonomian
berbasis industri. Hal ini menandai dimulainya Era Mekanisasi.
(Mesin Uap)
Revolusi Industri 2.0
Revolusi
industri kedua yang terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah
menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga
uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Namun, proses produksi di pabrik
masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam satu hal: transportasi.
Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga macam-macam barang
besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara dirakit di satu tempat yang
sama.
Revolusi Industri 2.0 diawali
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Faraday & Maxwell sehubungan
penggabungan kekuatan antara sistem magnetik dengan sistem elektrik yang
menggerakan mesin proses produksi serta ditemukannya ban berjalan yang
digunakan dalam proses perakitan di berbagai industri, sehingga dapat
menghasilkan produk dalam jumlah besar (mass production). Lahirlah Era
Elektrik.
(Proses perakitan mobil Ford model T jauh lebih efisien dengan bantuan conveyor belt)
Revolusi Industri 3.0
Setelah
mengganti tenaga otot dengan uap, lalu produksi paralel dengan serial, Faktor
berikutnya yang diganti adalah manusianya. Setelah revolusi industri kedua,
manusia masih berperan amat penting dalam produksi barang-barang. Revolusi ketiga
dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan
robot. Revolusi Industri 3.0 dimulai dari temuan internet dan komputer yang
mempengaruhi pola komunikasi dan peredaran informasi di masyarakat. Juga temuan
robot yang menggantikan tenaga kerja manusia dalam proses perakitan namun masih
dikontrol oleh human operators. Dengan demikian, bergeser ke era otomatisasi.
(Komputer
Colossus)
Revolusi
Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 merupakan
bentuk kemajuan teknologi yang mengintegrasikan dunia fisik, digital,
dan biologis, sehingga terjadi perubahan mendasar dalam cara hidup manusia.
Industri 4.0 melanjutkan dari era revolusi sebelumnya yaitu Industri 3.0,
dimana teknologi yang ada semakin berkembang dan terintegrasi. Kemajuan
teknologi semakin memudahkan hidup manusia, salah satunya dengan kemunculan
internet dan teknologi digital yang semakin memudahkan konektivitas manusia dan
juga penyebaran informasi. Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini
dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap kehidupan
manusia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem
otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Dunia saat ini sedang menghadapi
perubahan industry ke-4 atau yang dikenal dengan Industri 4.0. Istilah Industri
4.0 pertama kali muncul di Jerman saat diadakannya Hannover Fair 2011. Industri
4.0 diprediksi memiliki potensi manfaat yang besar diantaranya mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan secara individu, proses rekayasa dan bisnis menjadi
dinamis, pengambilan keputusan menjadi lebih optimal, melahirkan model bisnis
baru dan cara baru dalam mengkreasikan nilai tambah.
Industri 4.0 melalui konektivitas
dan digitalisasinya mampu meningkatkan efisiensi rantai manufaktur dan kualitas
produk. Saat ini Indonesia siap menghadapi Revolusi Industri 4.0. Hal ini
ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0. Revolusi industri 4.0 membuka
peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Teknologi informasi yang semakin
mudah diakses menyebabkan semua orang dapat terhubung di dalam sebuah jejaring
sosial. Banjir informasi seperti yang diprediksikan Futurolog Alvin Tofler
(1970) menjadi realitas yang ditemukan di era revolusi industri saat ini. Namun
di sisi lain Revolusi Industri 4.0 juga membawa tantangan besar dimana
tersaringnya sumber daya manusia yang secara perlahan digantikan dengan perkembangan
teknologi. Hal ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia secara
perlahan digantikan dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses
produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara
masif dengan keterlibatan manusia yang minim.
Bagi
negara-negara maju, Industri 4.0 dapat menjadi cara untuk mendapatkan kembali
daya saing infrastruktur. Berdasarkan analisis Mckinsey Global Institute,
Industri 4.0 memberikan dampak yang sangat besar dan luas, terutama pada sektor
lapangan kerja, di mana robot dan mesin akan menghilangkan banyak lapangan
kerja di dunia. Untuk itu era revolusi industri ini harus disikapi oleh pelaku
industri dengan bijak dan hati-hati. Di satu sisi, era industri ini melalui
konektivitas dan digitalisasinya mampu meningkatkan efisiensi rantai manufaktur
dan kualitas produk. Namun demikian, di sisi lain, revolusi industri ini juga
akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia hingga tahun 2030
karena diambilalih oleh robot. Bagi Negara-negara berkembang, Industri 4.0
dapat membantu menyederhanakan rantai suplai produksi, yang dalam hal ini
sangat dibutuhkan guna menyiasati biaya tenaga kerja yang kian meningkat.
Indonesia telah mengawali proses adaptasi terhadap Industri 4.0 dengan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and match
antara pendidikan dengan industri.
Menurut Ray Wang, Pendiri dan
Analisis Utama Constellation Research Inch., setidaknya ada lima teknologi
digital yang menjadi dasar dari transformasi digital, diantaranya yaitu: Mobile,
Social, Cloud, Big Data, dan Unified Communications.
Beberapa
bentuk teknologi digital diantaranya seperti kecerdasan buatan (AI), Internet
of Things (IoT), dan chatbot.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat melahirkan teknologi informasi dan proses produksi
yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh
tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau
sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin
murah. Teknologi informasi juga semakin maju seperti smart phone yang mendukung
berkembangnya industri kreatif berbasis teknologi.
Kecerdasan
buatan atau disebut Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu
bagian komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) agar dapat
melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia.
AI bekerja secara otomatis dan
dengan kecepatan tinggi. Umumnya AI berbentuk software, namun ada
pula yang berbentuk humanoid atau seperti manusia sehingga bisa
berkomunikasi dengan manusia dan mengingat apapun yang dibuat oleh
pemiliknya.
Karena kemampuan AI yang bisa
mengingat secara permanen, maka AI bisa digunakan untuk menyimpan jadwal dan jawaban
dari para pemiliknya atau para pelanggan serta untuk menghitung probabilitas
lainnya.
Big data merekam semua data serta
kegiatan yang pernah dilakukan untuk kemudian memprediksi apa yang mungkin
terjadi di masa mendatang. Dengan demikian, Big Data memiliki jelajah yang jauh
melampaui jaringan media sosial karena mempengaruhi hampir setiap aspek
kehidupan modern.
Marr (2017:8) mengungkapkan bahwa
ada tiga area utama dalam bisnis yang sangat membutuhkan akses terhadap big
data, yaitu improving decision making, improving operations, dan the monetizing
of data.
Internet of Things (IoT) yaitu
bentuk network atau jaringan dari peralatan fisik, sehingga
memungkinkan benda-benda teknologi terhubung dengan jaringan internet. IoT
ditemukan oleh Kevin Ashton di tahun 1999. Salah satu produk IoT yang ada
adalah layanan GPS (Global Positioning System).
Chatbot (Chatterbot), atau
pembalas pesan otomatis adalah salah satu program komputer yang dirancang untuk
mensimulasikan sebuah percakapan atau komunikasi yang interaktif kepada
pengguna (manusia) melalui bentuk teks, suara, dan atau visual.
Chatbot disebut sebagai customer
service yang handal karena kemampuannya dalam menyimpan data informasi
yang banyak sehingga dapat merespon pertanyaan dari pengguna sesuai dengan
hasil pemindaian kata kunci.
Pada umumnya chatbot bekerja
dengan melakukan pendekatan Natural Language Proccessing (NLP), yakni
bagaimana komputer dapat digunakan untuk memahami dan memanipulasi teks bahasa
alami untuk mendapatkan informasi tertentu.
Revolusi Industri 4.0 secara
fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, hidup, dan
berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas
manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang teknologi saja, namun
juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik. Namun di balik
kemudahan yang ditawarkan, Revolusi Industri 4.0 menyimpan berbagai dampak
negatif, diantaranya ancaman pengangguran akibat otomatisasi, kerusakan alam
akibat ekspoitasi industri, serta maraknya hoax akibat mudahnya penyebaran
informasi. Oleh karena itu, kunci dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah
selain menyiapkan kemajuan teknologi, di sisi lain perlu dilakukan pengembangan
sumber daya manusia dari sisi humaniora agar dampak negatif dari perkembangan
teknologi dapat ditekan.
Transformasi
Digital
Digital transformation atau
transformasi digital adalah sebuah perubahan cara penanganan sebuah perkerjaan
dengan mengunakan teknologi informasi untuk mendapatkan efisiensi dan
efektifitas. Bebarapa bidang yang telah melakukan transformasi ini seperti pendidikan
dengan e-learningnya, bisnis dengan e-bisnis, perbankan dengan e-banking,
pemerintah dengan e-government dan masih banyak lagi yang lain, intinya adalah
peningkatan efisiensi dan efektivitas pekerjaan dan berkas pendukungnya dengan
menggunakan database. Paperless adalah tujuan utamanya, semua bukti transaksi
yang berupa dokumen telah tergantikan dengan database sehingga lebih simple,
fleksible dan dapat diakses setiap saat.
Perubahan ini membawa dampak positif
maupun negative bagi setiap individu maupun perusahaan yang berkaitan dengan
proses bisnis tersebut. Dalam bisnis dengan transformasi digital, memberikan
kemudahan para pelanggan untuk memesan produk atau melakukan pemesanan tentang
berbagai hal lainnya dengan mudah dan murah. Tidak lagi semua harus
bertransaksi langsung namun secara online transaksi ini dapat dilakukan dengan
berbagai media teknologi informasi, mulai dari pemesanan, pembayaran,
konfirmasi sampai pada proses pengecekan pengiriman barang semua dilakukan
secara digital. Efek berlanjut ke harga produk yang akan semakin murah, hal ini
karena proses pemasran dan administrasinya tidak membutuhkan biaya yang besar.
Akhirnya mereka yang berbisnis secara tradisional akan menuai kerugian karena
beralihnya pelanggan ke transaksi digital yang mudah, murah, cepat dan efisien.
Digital
Economy
Ada tiga tahapan digitalisasi,
Seperti yang dikutip oleh Kustiwan (2017), bahwa Farid Subkhan, profesional di
bidang marketing dan smart city menyatakan bahwa ada tiga tahap digitalisasi:
1.
Tahap Digitalisasi 1.0, teknologi sebatas menghitung atau mendokumentasi
sehingga memudahkan pengambilan keputusan.
2.
Tahap Digitalisasi 2.0, teknologi sudah terhubung satu sama lain sehingga
menjadi media sosial untuk bersosialisasi.
3.
Tahap Digitalisasi 3.0, teknologi memberikan akses bagi publik untuk
berpartisipasi aktif memberi tanggapan dan respon.
Lahirnya era digital, membangkitkan
konektivitas global dimana orang dalam jumlah yang tak terhitung saling
terhubung secara daring dan memberikan respon yang luar biasa. Hal ini
merupakan sebuah keberhasilan dalam memahami bagaimana teknologi menggerakkan
perubahan. Perubahan teknologi ini akan memunculkan paradigma baru yang sangat
drastis perbedaannya dimasa mendatang sehingga memunculkan pertanyaan
‘bagaimana manusia di seluruh dunia memanfaatkan teknologi baginya, kini dan di
masa mendatang.
Era
Disruptif
Disruptif pada awalnya merupakan
fenomena yang terjadi dalam dunia ekonomi, khususnya di bidang bisnis. Clayton
(Christensen, 1997), seorang Profesor Bisinis Harvardmenyebutnya sebagai
distruption innovative dalam The Innovator’s Dilemma (Christensen, 1997)
.Disruptif sendiri merupakan kondisi ketika sebuah bisnis dituntut untuk terus
berinovasi mengikuti perkembangan, sehingga bisnis tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sekarang, namun dapat mengantisipasi kebutuhan di masa
mendatang.
Di era sekarang, disrupsi tidak
hanya berlaku pada dunia bisnis. Fenomena disrupsi memberikan dampak perubahan
yang besar dalam berbagai bidang. Disrupsi tidak hanya mengubah bisnis, tapi
fundamental bisnisnya. Mulai dari struktur biaya sampai ke budaya, dan bahkan
ideologi dari sebuah industri. Paradigma bisnis pun bergeser dari penekanan
owning menjadi sharing (kolaborasi). Contoh nyata dapat dilihat pada
perpindahan bisnis retail (toko fisik) ke dalam e commerce yang menawarkan
kemudahan dalam berbelanja, ditambah merebaknya taksi online kemudian mengancam
eksistensi bisnis taksi konvensional.
Fenomena disrupsi tidak hanya
terjadi dalam dunia bisnis saja.Namun telah meluas dalam bidang lainnya seperti
pendidikan, pemerintahan, budaya, politik, dan hukum. Pada bidang politik
misalnya, gerakan-gerakan politis untuk mengumpulkan masa melalui konsentrasi
masa telah digantikan dengan gerakan berbasis media sosial.
Bidang pemerintahan pun kini juga
ditantang untuk melaksanakan birokrasi secara efektif efisien berbasis e
governance. Sektor budaya pun juga ikut terdisrupsi. Perkembangan media sosial
yang masif, telah merekonstruksi struktur budaya masyarakat. Relasi sosial
hubungan masyarakat kini lebih erat terbangun dalam dunia maya, sehingga
hubungan dalam dunia nyata justru menjadi relatif. Terakhir, bidang hukum pun
sekarang pun juga terdisrupsi. Peraturan-peraturan hukum pun harus mengikuti perkembangan
teknologi yang ada, sebagaimana ketika kementerian perhubungan kesulitan
menerapkan aturan untuk memberikan aturan terhadap angkutan online.Singkatnya,
dalam disruptive akan terjadi disruptive regulation, disruptive culture,
disruptive mindset, dan disruptive marketing.
Generasi
Milenial
Generasi Milenial adalah generasi
yang terlahir dalam kisaran 1980-2000, sebagian generasi Y (lahir tahun 1980)
dan sebagian generasi Z (lahir tahun 2000). Generasi ini dikenal sebagai
generasi yang ‘bergaul erat’ dengan teknologi komunikasi dan informasi, yaitu:
melalui internet berselancar di dunia maya dalam memperoleh informasi dan
berkomunikasi melalui sosial media.
Sehubungan dengan generasi Y dan Z,
hasil penelitian Alvara Research Center yang dikutip oleh Muhammad (2017)
mengungkapkan tiga karakter unggul generasi milenial, yaitu : 1.creative:
berpikir out of the box, kaya ide dan gagasan, 2.confidence: percaya diri
sehingga berani mengungkapkan pendapat, 3.connected: pandai bersosialisasi
dalam komunitasnya.
Semakin tingginya persaingan di era
digital dan semakin meningkatnya tenaga kerja dari generasi milenial, maka
pekerjaan-pekerjaan yang menuntut kreatifitas dan berbasis digital dapat
diserahkan kepada mereka untuk dikerjakan di rumah atau di kafe atau di
berbagai tempat tertentu lainnya yang diinginkan. Dengan berkolaborasi,
perusahaan dapat memperoleh ide kreatif yang didatangkan dari luar perusahaan.
Kerjasama seperti ini membuat perusahaan dapat lebih efisien namun juga menjadi
lebih kreatif. Dengan demikian, pada masa mendatang, perusahan dapat tetap
memiliki karyawan dari generasi sebelumnya yang bekerja di kantor dengan jam
kantor seperti yang telah ditetapkan. Sementara, karyawan dari generasi
milenial bekerja di luar kantor. Hanya saja, perushaaan perlu memfasilitasi
agar tetap terjalin komunikasi diantara kedua generasi tersebut.
Play at a Casino | DrmCD
BalasHapusWelcome 천안 출장마사지 to Casino, 시흥 출장안마 the place where you can 거제 출장안마 relax in the comfort of your 경산 출장안마 own 논산 출장안마 home! No wifi or download needed. Play slots, table games, and more!